Selasa, 18 Februari 2025

Kebiasaan yang Bikin Ngakak

 


Sinta adalah seorang remaja yang selalu ceria dan penuh semangat. Hari itu, ia dan teman-temannya dari SMP di Kabupaten Demak sedang melakukan outing class ke Yogyakarta. Perjalanan begitu seru, penuh canda tawa, dan tentu saja, sesi foto-foto ala selebgram di setiap sudut kota.

Setelah puas mengunjungi berbagai tempat, tibalah waktu makan siang. Rombongan pun berhenti di sebuah rumah makan bernama "Lestari". Semua siswa langsung mencari tempat duduk dan mulai menyantap hidangan yang sudah tersedia.

Sinta, yang terbiasa membantu ibunya di rumah, dengan lahap menyantap makanannya. Setelah perutnya kenyang, tanpa pikir panjang, tangannya langsung refleks mengambil piringnya dan berjalan ke wastafel. Dengan penuh ketelatenan, ia mulai mencuci piringnya seperti yang biasa ia lakukan di rumah.

Cipratan air dan busa sabun beterbangan ke sana-sini. Saat itulah beberapa teman yang melihatnya langsung terdiam, sebelum akhirnya meledak dalam tawa.

"Woi, Sin! Kita di rumah makan, bukan di rumah sendiri!" teriak salah satu temannya.

"Eh?" Sinta menoleh dengan ekspresi bingung, sementara tangannya masih menggosok piring dengan tekun.

Seisi rumah makan langsung riuh dengan tawa. Para pelanggan lain menoleh ke arahnya dengan ekspresi heran, sementara beberapa teman bahkan mulai merekam kejadian itu. Salah satu guru yang ikut mendampingi pun tak bisa menahan senyum.

"Sinta, kamu baik banget, ya. Tapi di sini piringnya nggak perlu dicuci sendiri, lho. Ada pegawainya yang bertugas," ujar Bu Rina sambil menahan tawa.

Mendengar itu, wajah Sinta seketika memerah. Ia buru-buru membilas piringnya dan kembali ke meja dengan langkah malu-malu.

"Udah, Sin. Besok-besok kalo ke restoran cukup makan aja, nggak usah bonus nyuci piring," goda Rina, sahabatnya.

Sejak kejadian itu, Sinta pun mendapat julukan baru dari teman-temannya: "Sinta si pencuci piring". Meski awalnya malu, ia akhirnya ikut tertawa dan menganggapnya sebagai kenangan lucu yang akan selalu ia ingat sepanjang hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haiiii Opa

Di sebuah sekolah menengah pertama yang penuh semangat, ada seorang gadis berusia 14 tahun bernama Oche. Cerdas, tekun, dan penuh ambisi. ...